uncategorized

akulah sang raja hutan…

pada suatu pagi di belantara afrika, seekor singa berdiri di depan cermin dan berkata kepada dirinya, “aku seekor kucing berbulu keemasan yang gagah”. pada pagi yang sama, terdorong oleh rasa lapar yang mulai menusuk-nusuk ia keluar dari sarangnya menuju padang savana. ia melihat segerombolan gazelle yang berkerumun bersama kawanannya. ia mengandaikan seandainya saja ia mampu menerkam salah satu gazelle muda di antara kawanan itu dan memakannya. namun segera ia menepis bayangan di pikirannya dan berkata, “apalah dayaku menerkam gazelle. aku hanyalah seekor kucing yang kebetulan berbulu keemasan dan tampak gagah.”

maka ia meneruskan perjalanannya. ketika hari menjelang siang dan matahari bersinar begitu teriknya, singa itu semakin tersiksa oleh rasa lapar dan haus yang mencekik. singa itu berdiri di atas batuan dan melepaskan pandangnya ke seluruh arah. ia melihat sekumpulan cheetah menikmati buruannya di bawah pohon tidak jauh dari tempat ia berada. sungguh, ia begitu ingin menikmati makanan itu. tapi ia berkata pada dirinya, “apalah dayaku, aku hanya kucing yang malang. tidak akan mungkin aku berlari secepat cheetah mengejar mangsanya”. maka ia kemudian beranjak pergi.

ketika hari beranjak petang, rasa lapar yang mendera dirinya memaksanya untuk berburu. untung baginya, seekor gazelle muda yang sedang terluka, tak mampu berlari cukup cepat sehingga hidupnya berakhir bersamaan ayunan cakar sang singa. dengan rakusnya, singa itu menggigit dan mencabik mangsanya. menyanyat, mencakar, dan menelan potong demi potong daging segar di depannya. tiba-tiba ia berhenti. pandangannya tertuju pada seekor kucing hutan yang berdiri di depannya. sang singa bertanya,”siapa kau?”

kucing itu tak segera pula menjawab, ia menggerung keras, memperlihatkan cakar dan taring-taringnya. seketika kucing itu berteriak pada sang singa, “di mana rasa hormatmu. aku ini singa sang raja rimba!”.

mendengar jawaban sontak tersebut, sang singa begitu terkejut. tubuhnya gemetar, peluhnya deras menetes, dirinya dikuasai rasa takut luar biasa. maka, tiada pula sempat ia berpikir panjang. dengan secepat kilat ia berlari meninggalkan buruan yang didapatkannya dengan susah payah. ia begitu takut. takut berhadapan dengan raja rimba yang telah melegenda keganasannya.